Pertanian


BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH
PENDAHULUAN :: Latar Belakang
Kebutuhan akan cabai merah, diduga masih dapat ditingkatkan dengan pesat sejalan dengan kenaikan pendapatan dan atau jumlah penduduk sebagaimana terlihat dari trend permintaan yang cenderung meningkat yaitu tahun 1988 sebesar 4,45 kg/kapita, menjadi sebesar 2,88 kg/kapita pada tahun 1990, dan pada tahun 1992 mencapai sebesar 3,16 kg/kapita.
Sekalipun ada kecenderungan peningkatan kebutuhan, tetapi permintaan terhadap cabai merah untuk kebutuhan sehari-hari dapat berfluktuasi, yang disebabkan karena tingkat harga yang terjadi di pasar eceran. Fluktuasi harga yang terjadi di pasar eceran, selain disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi sisi permintaan juga disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi sisi penawaran. Dapat dijelaskan bahwa kadang-kadang keseimbangan harga terjadi pada kondisi jumlah yang ditawarkan relatif jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang diminta. Hal inilah yang mengakibatkan harga akan sangat tinggi. Demikian pula terjadi sebaliknya sehingga harga sangat rendah.
Dari sisi penawaran menunjukkan bahwa proses penyediaan (produksi dan distribusinya) cabai merah belum sepenuhnya dikuasai para petani. Faktor utama yang menjadi penyebab adalah bahwa petani cabai merah adalah petani kecil-kecil yang proses pengambilan keputusan produksinya diduga tidak ditangani dan ditunjang dengan suatu peramalan produksi dan harga yang baik.
Beberapa faktor pendukung yang bersifat teknologi (non kelembagaan) yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis budidaya cabai merah berskala usaha kecil, guna mengantisipasi peluang permintaan di atas sebenarnya masih dapat terus dikembangkan dan ditingkatkan. Penataannya mencakup perbaikan serta penyempurnaan dalam penerapan teknologi pada setiap siklus produksi, yang dimulai dari : (i) proses persiapan dan pembuatan pembibitan cabai merah, (ii) penyediaan benih cabai merah yang unggul dan bebas dari penyakit virus, (iii) persiapan lahan budidaya, (iv) penerapan teknologi penanaman cabai merah, (v) pemeliharaan tanaman, (vi) proses panen, (vii) proses penanganan hasil panen dan (viii) distribusi dan pemasaran hasil panen (produksi cabai merah). Perbaikan terhadap faktor pendukung penerapan teknologi tersebut pada prinsipnya bertujuan untuk dapat menekan resiko kegagalan produksi sampai pada tingkat yang sekecil mungkin.
Sedangkan peluang yang menyangkut perlunya faktor pendukung yang bersifat kelembagaan mencakup kegiatan pengorganisasian proyek mulai dari : (i) persiapan pengusulan proyek sampai dengan untuk mendapatkan bantuan pembiayaan (kredit), (ii) penyeidaan prasarana dan sarana produksi, (iii) program pendampingan selama masa produksi, (iv0 penanganan hasil, (v) distribusi dan pemasaran hasil dan (vi) selama proses pemenuhan kewajiban finansial.
Sekalipun cabai merah mempunyai prospek permintaan yang baik, tetapi sektor budidaya cabai merah dalam skala usaha kecil masih menghadapi berbagai masalah atau kendala. Permasalahan/kendala utama yang dapat menyebabkan bisnis usaha kecil budidaya cabai merah sering menghadapi resiko gagal, tidak adanya kepastian jual, harga yang berfluktuasi, kemungkinan rendahnya margin usaha, lemahnya akses pasar, dan ketidakmampuan untuk memenuhi persyaratan teknis bank.
Upaya yang ditempuh untuk membantu Usaha Kecil (UK) dalam bidang agribisnis budidaya cabai merah agar mereka mampu memanfaatkan peluang dan sekaligus untuk memecahkan masalah yang dihadapi (kelemaha dalam sistem, penerapan teknolodi, kelemahan dalam distribusi/pemasaran) dilaksanakan melalui pengembangan kebijakan di sektor-sektor pemerintah, moneter dan di sektor riil. Antara lain dengan : menyediakan kredit yang sesuai dan cocok untuk agribisnis berskala kecil, menciptakan kondisi yang kondusif bagi pengembangan tanaman hortikultura sayut-sayuran yang tergolong rempah-rempah termasuk di dalamnya untuk mata dagangan cabai merah dan memberikan jaminan keberhasilan proyek melalui penerapan pengembangan budidaya cabai merah yang pelaksanaanya melalui Program Kemitraan Terpadu (PKT).
Melalui bentuk hubungan kemitraan Usaha Kecil dengan Usaha Besar ini, maka bilamana ditinjau dari sisi perbankan, tingkat kelayakan bisnis usaha kecil budidaya tanaman cabai merah dapat ditingkatkan. Dengan demikian keberhasilan untuk mendapatkan bantuan kredit semakin terjamin.
Dengan keunggulan-keunggulan PKT tersebut maka bisnis usaha kecil budidaya tanaman cabai merah yang dilaksanakan dengan Model Kelayakan PKT ini, akan memiliki potensi yang sangat besar untuk direplikasi hampir di seluruh propinsi yang memiliki kesuburan lahan atau kecocokan lahan, serta iklim yang paling cocok untuk pelaksanaan budidaya cabai merah.
PENDAHULUAN :: Tujuan
Tujuan utama dari penyajian Laporan Model Kelayakan PKT "Budidaya Tanaman Cabai Merah" ini yaitu untuk :
  1. Menyediakan suatu referensi bagi perbankan tentang kelayakan budidaya tanaman cabai meran bilamana ditinjau dari segi-segi : prospek atau kelayakan pasar/pemasarannya, kelayakan budidayanya yang dilaksanakan dengan penerapan teknologi maju, kelayakan dari segi keuangan terutama bilamana sebagian dari biaya yang diperlukan akan dibiayai oleh bank dan format pengorganisasian pelaksanaan proyeknya yang dapat menjamin lancarnya pelaksanaan proyek dan menjamin keuntungan bagi semua unsut yang ikut serta dalam pelaksanaan proyek.
  2. Dengan referensi kelayakan tersebut diharapkan perbankan dapat mereplikasikan pelaksanaan proyek di daerah/lokasi sesuai/cocok dengan kajian kelayakan yang dimaksud. Dengan demikian tujuan dalam pengembangan usaha kecil melalui peningkatan mutu budidaya tanaman cabai merah tercapai sasarannya, yang ditempuh melalui peningkatan realisasi kredit yang cocok untuk usaha kecil, meningkatkan keamanan pelaksanaan kreditnya dan meningkatkan pendapatan petanai cabai merah serta kesejahteraannya.

BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH
ASPEK PRODUKSI :: Teknik Budidaya
Keberhasilan usaha produksi cabai merah sangat di tentukan oleh aspek teknis budidaya di lapangan. Beberapa hal yang harus di perhatikan dengan baik dalam pelaksanaan teknis budidaya tanaman cabai merah, adalah sebagai berikut :
  1. Pemakaian benih cabai merah yang unggul yang tidak terkontaminasi virus
  2. Ketersediaan air yang cukup sepanjang periode tanam/sepanjang tahun.
  3. Pola tanaman yang baik dan sesuai dengan iklim
  4. Pengolahan tanah yang di sesuaikan dengan kemiringan lereng dan arah lereng
  5. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman cabai merah di laksanakan secara teratur sesuai dengan kondisi serangan hama dan penyakit
  6. Cara panen serta penanganan pasca panen cabai merah yang baik dan benar.
Keberhasilan produksi cabai merah sangat di pengaruhi oleh dari dan ditentukan oleh kualitas benih yang digunakan. Sifat unggul tersebut dicerminkan dan tingginya produksi, ketahanan terhadap hama dan penyakit serta tingkat adaptasi tinggi terhadap perubahan iklim.
Hr dan kaya organik, pH tanah antara 6,0 dan 7,0. Oleh karena itu pengolahan tanah yang baik dengan menggunakan traktor atau menggunakan cangkul, harus mencapai kedalaman olah tanah s/d gembur antara 20 - 30 cm. Sedapat mungkin berbagai jenis gulma harus bersih dari lahan budidaya.
Tanah selesai di olah selanjutnya di buat bedeng-bedeng yang lebar dan panjangnya di sesuaikan dengan petakan lahan yang ada dengan maksud untuk menjaga tanaman sedimikan rupa sehingga bebas dari genangan air. Bedeng di buat dengan panjang 10 - 12 m, lebar 110 - 120 cm, dan tinggi disesuaikan dengan musim tanam. Pada musim penghujan tinggi bedeng dibuat 40 - 50 cm, sedangkan pada musim kemarau dapat dibuat antara 30 - 40 cm.
dan kaya organik, pH tanah antara 6,0 dan 7,0. Oleh karena itu pengolahan tanah yang baik dengan menggunakan traktor atau menggunakan cangkul, harus mencapai kedalaman olah tanah s/d gembur antara 20 - 30 cm. Sedapat mungkin berbagai jenis gulma harus bersih dari lahan budidaya.
Penanaman bibit cabai merah di lahan budidaya di lakukan pada jarak, tanam 70 cm antar barisan dan 60 cm di dalam barisan. Untuk pertanaman produksi cabai merah konsumsi, pembibitan jarak tanam dapat di buat dalam barisan yang lebih rapat lagi. Di antara barisan dibuat garitan sedalam 10 - 15 cm, yaitu untuk menyebarkan pupuk kandang (15 ton/ha) dan pupuk buatan (N, P dan K).
Jenis dan jumlah pupuk anorganik untuk tanah seluas 1 ha yaitu dapat mencapai sebesar 200 - 250 kg urea, ZA 500 - 600 kg, TSP 400 - 450 kg dan KCl 300 - 350 kg. Setelah pupuk anorganik ditebar ,segera permukaan tanah di tutup dengan menggunakan plastik perak, hitam yang berfungsi untuk menghindari hilangnya pupuk akibat sinar matahari dan hujan.
Pemeliharaan Tanaman Cabai Merah
  1. Perempelan, yaitu kegiatan membuang tunas-tunas baru yang tumbuh pada batang utama, pada saat tanaman berumur 45 - 50 hari setelah tanam.
  2. Penyulaman, yaitu mengganti bibit yang rusak/mati karena berbagai sebab di lapangan. Jumlah bibit persediaan untuk cadangan berkisar antara 5 - 10 % dari jumlah kebutuhan total kebutuhan.
  3. Pengajiran, merupakan alat bantu yang terbuat dari belahan bambu yang berfungsi membantu tegaknya tanaman cabai merah. Di buat dengan ukuran panjang 125 - 150 cm, lebar 4 cm dan tebal 2 cm.
  4. Pengaraian, sangat penting terutama setelah bibit di tanam di lapang. Di berikan dengan cara pengairan intensif sehingga tanamit seperti Antraknosa (patek) bercak daun, layu bakteri, layu fusarium, penyakit mosaik daun dan lain-lain. Pengendalian dengan cara penyemprotan obat-obatan insektisida dan fungsida tertentu dapat dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 20 hari setelah tanam.
  5. Prasarana, yaitu berupa fasilitas kebun seperti saluran drainase, selokan dan jalan kebun yang ditata sedemikian rupa sehingga dapat menghindarkan tanaman dari kekeringan maupun genangan yang berkepanjangan.
  6. Kebersihan lingkungan, pemeliharaan kebersihan sehingga lokasi pertanaman dapat di bebaskan dari segala benda atau bahan-bahan tanaman yang membusuk.
BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH
ASPEK PRODUKSI :: Panen dan Pasca Panen Cabai Merah
Umumnya buah cabai merah di petik apabila telah masak penuh, ciri-cirinya seluruh bagian buah berwarna merah. Di dataran rendah masa panen pertama adalah pada umur 75 - 80 hari setelah tanam, dengan interval waktu panen 2 - 3 hari. Sedangkan di dataran tinggi agak lambat yaitu pada tanaman berumur 90 - 100 hari setelah tanam dengan interval panen 3 - 5 hari. Secara umum interval panen buah cabai merah berlangsung selama 1,5 - 2 bulan. Produksi puncak panen adalah pada pemanenan hari ke - 30 yang dapat menghasilkan 1 - 1,5 ton untuk sekali panen. Buah cabai merah yang di panen tepat masak dan tidak segera di pasarkan akan terus melakukan proses pemasakan, sehingga perlu adanya penempatan khusus. Oleh karena itu hasil produksi cabai merah sebaiknya di tempatkan pada ruang yang sejuk, terhindar dari sinar matahari, cukup oksigen dan tidak lembab. Dalam MK-PKT ini di gunakan asumsi hasil panen rata-rata sebesar 19.000 Kg per siklus produksi atau 38.000 Kg per tahun produksi (2 siklus).
Luas Model Dan Beban Biaya
Uraian mengenai unit luasan kebun dan biaya-biaya dalam usaha tani cabai merah ini di tentukan berdasarkan asumsi-asumsi kemampuan seorang petani dalam menangani budidaya tanaman cabai merah hibrida (hot beauty)
Unit luasan lahan kebun untuk usaha tanah cabai merah tersebut di tetapkan satu hektar. Bilamana di asumsikan bahwa petani rata-rata saat ini memiliki lahan seluas 0,5 hektar, maka perlu menyewa 0,5 hektar lagi. Beban biaya yang diperlukan pada periode awal :
Tabel 7.
Biaya Proyek per Satu Hektar
No.
Komponen Biaya
Rupiah
1.
2.
3.
4.
Biaya pra investasi
Biaya investasi
Biaya modal kerja
Total biaya
20.000
5.500.000
15.099.000
20.619.000

Modal sendiri yang diasumsikan harus di mirasarana dan sarana yang di butuhkan dalam usaha tani cabai merah mencakup dua hal pokok yaitu :
  1. Investasi yang berupa tanah, pelatan dan administrasi
  2. Alat dan bahan produksi kerja termasuk di dalamnya bibit, mulsa plastik, pupuk, pestisida, tenaga kerja, gaji pengelola, transportasi dan motor
Program Pendampingan
Organisasi dan manajemen usaha tani cabai merah dalam pola kemitraan ini terdiri dari unsur-unsur proyek sebagai berikut :
  1. Petani cabai merah sebagai anggota suatu KUD
    Dalam hal ini kedudukan petani cabai merah sudah jelas sebagai anggota koperasi suatu Koperasi Unit Desa (KUD) dengan hak dan kewajiban yang jelas, serta dapat memanfaatkan berbagai fasilitas termasuk fasilitas permodalan berupa kredit perbankan (dengan dana yang berasal dari KL BI dan yang non KL BI) non perbankan.
  2. Petani cabai merah sebagai anggota Kelompok Usaha Bersama Agribisnis (KUBA).
    Kelompok usaha bersama agribisnis cabai merah memiliki organisasi dan manajemen yang sederhana, tertentunya ada anggota dan ketua kelompoknya , kelompok ini bisa di bawah KUD bisa juga di luar ke anggotaan KUD.
  3. Perusahaan Besar
Baik yang bergerak di hulu dan hilir KUD dan para anggotanya, yang memasok kebutuhan produksi maupun sebagai pengolah/distributor lebih lanjut cabai merah yang dihasilkan para petani produsen cabai merah. Dalam rangka keterkaitan usaha (Model Kelayakan PKT), maka umumnya para pengusaha swasta besar (baik yang di posisikan di hulu maupun yang dihilir atau yang berfungsi ganda) menyediakan program pendampingan. Program tersebut di mulai dari proses seleksi, pemberian informasi dan melaksanakan penyuluhan sehingga pelaksanaan budidaya cabai merah s/d pemasaran yang dilaksanakan para petani produsen dapat terlaksana secara baik dan benar.
Serangan hama dan penyakit
  1. Kekeringan dan banjir yang sulit di atasi
  2. Pasar tidak mampu menyerap hasil panen sehingga harga jauh lebih rendah dari rencana.
  3. Pembayaran yang tidak lancar
Semua faktor di atas dapat merupakan penyebab rawannya kesinambungan proses produksi tanaman cabai dan kaya organik, pH tanah antara 6,0 dan 7,0. Oleh karena itu pengolahan tanah yang baik dengan menggunakan traktor atau menggunakan cangkul, harus mencapai kedalaman olah tanah s/d gembur antara 20 - 30 cm. Sedapat mungkin berbagai jenis gulma harus bersih dari lahan budidaya.
BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH
ASPEK KEUANGAN :: Rincian Biaya
Usaha tani cabai merah mencakup, dua biaya pokok yaitu, biaya investasi (tanah, dan peralatan) dan biaya produksi/biaya modal kerja termasuk di dalamnya bibit, mulsa plastik,. Pupuk, pestisida, tenaga kerja , gaji pengelola, trasnportasi dan sewa traktor.
Asumsi Pembiayaan
Uraian biaya dalam usaha tani agribisnis cabai merah ini berdasarkan asumsi-asumsi berikut :
  1. Harga-harga di anggap konstan, namun diperhitungkan pula jika terjadi fluktuasi antara 5 - 10%
  2. Periode 1 siklus produksi : Masa produksi per periode tanam : 90 - 150 hari (3 - 6 bulan)
  3. Periode tanam produksi per tahun : 2 kali
  4. Petani memperoleh pendapatan tetap/gaji sebagai pengelola proyek berkisar Rp. 300.000 per bulan s/d Rp. 500.000 per bulan.
  5. Kegagalan panen 5 % per periode tanam.
  6. Luas lahan 1 ha, yaitu 0,5 ha milik sendiri + 0,5 ha sewa dan peralatan berasal dari kredit investasi
  7. Hasil panen periode tanam pertama di pergunakan untuk biaya produksi pada penanaman periode tanam kedua yaitu sebesar Rp.31.238.000 per tahun 0,5 ha.
ASPEK KEUANGAN :: Struktur Biaya
  1. Kebutuhan Biaya Investasi
1). Sewa lahan 0,5 ha selama 5 tahun = Rp. 3.500.000,00
2). Peralatan = Rp. 2.000.000,00
Jumlah Biaya Investasi = Rp. 5.500.000,00
Penyusutan biaya investasi adalah Rp. 5.500.000,00 : 5 = Rp.1.100.000,00
  1. Kebutuhan Biaya Tetap
1). Gaji pengelola = Rp. 700.000,00
2). Administrasi = Rp. 750.000,00
Jumlah Biaya Tetap = Rp. 1.450.000,00
  1. Biaya Variabel
Biaya variabel per periode tanam sebagai berikut :
Bibit 20 pak x Rp 25.000,00 = Rp 500.000,00
Pupuk kandang 15.000 kgx Rp 250,00 = Rp. 3.750.000,00
Urea (Nitrogen ) 250 kg x Rp 500,00 = Rp. 125.000,00
ZA 700 kg x Rp 500 = Rp 350.000,00
SP 36 400 kg x Rp 500 = Rp. 200.000,00
KCl 350 kg x Rp 500 = Rp. 175.000,00
NPK 200 kg x Rp 1.200 = Rp. 240.000,00
Pupuk cair 4 bungkus @ Rp. 5.000 = Rp. 20.000,00
Kieserit 100 kg x Rp 600 = Rp. 60.000,00
Pestisida (Obat-obatan) = Rp. 600.000,00
Tenaga kerja 150 HOK x Rp 5.000,00 = Rp. 750.000,00
Transportasi = Rp. 300.000,00
Plastik mulsa 200 kg x Rp 7.000 = Rp. 1.400.000,00
Polybag dan plastik semai = Rp. 150.000,00
Sewa Traktor = Rp. 350.000,00
Jumlah Biaya Variabel = Rp. 9.200.000,00
Sumber Pembiayaan Dan Kebutuhan Kredit
Kebutuhan biaya per paket per hektar adalah sebagai berikut :
Biaya Investasi = Rp. 1.500.000,00
Biaya Modal Kerja = Rp. 10.650.000,00
(Biaya variabel + Biaya Tetap)
Jumlah = Rp 12.150.000,00
Pembiayaan proyek dengan dana sendiri sebesar Rp 4.000.000 ,00
Sedangkan Pinjaman dari Kredit Bank sebanyak 12.150.000,00 terdiri dari Kredit Investasi sebesar Rp. 1.500.000,00 dan Kredit modal kerja Rp. 10.650.000,00
Perkembangan dan Kecendrungan Harga
Dalam analisis keuangan, asumsi yang di pergunakan untuk menentukan biaya produksi maupun harga penjualan cabai hibrida di tingkat petani atas dasar kecendrungan harga-harga mutahir yang berkembang baik di tingkat petani maupun di tingkat pasar. Selanjutnya di gunakan analisis sensitivitas dengan rentang perubahan yang cukup memadai. Agar hasil analisis kelayakan usaha ini dapat di pakai secara luas dan fleksibel maka di gunakan tingkat bunga yang berkembang pada skim kredit program dan non program. Dalam hal ini telah di buat perhitungan/analisis untuk mencapai parameter kelayakan terutama IRR di atas bunga tertentu, dengan menyesuaikan tingkat produksi minimal yang harus di capai per satuan luas (ton/ha).
Hasil panen cabai merah minimum (Kg/ha per periode panen) di bawah ini diperhitungkan masih menguntungkan setelah melunasi kredit pada tingkat bunga tertentu, yaitu sebagai berikut :
1). Tingkat bunga KKPA 16% : Hasil panen cabai merah minimum 18.500 /kg
2). Tingkat KUK 25% : Hasil panen cabai merah minimum 19.250 kg/ha
3). Tingkat bunga KUK 30% : Hasil panen cabai merah minimum 19.500 kg/ha
Hasil panen cabai merah minimum (Kg/ha) per tahun yang masih menguntungkan setelah melunasi kredit pada tingkat bunga tertentu, yaitu sebagai berikut :
1). Tingkat bunga KKPA 16% : 2 x 18.500 kg/ha = 37.000 kg/ha
2). Tingkat bunga KUK 25% : 2 x 19.250 kg/ha = 38.500 kg/ha
3). Tingkat bunga KUK 30% : 2 x 19.500 kg/ha = 39.000 kg/ha
Hasil penjualan minimum per tahun (harga Rp 1000,00/ Kg cabai merah) yang di perhitungkan dapat melunasi kredit pada tingkat bunga tertentu dan dapat memenuhi biaya hidup petani sebagai berikut :
1). Tingkat bunga KKPA 16% : Rp 1000 x 37.000 kg/ha = Rp 37.000.000,-
2). Tingkat bunga KUK 25% : Rp 1000 x 38.500 kg/ha = Rp 38.500.000,-
3). Tingkat bunga KUK 30% : Rp 1000 x 39.000 kg/ha = Rp 39.000.000,-
Penyusutan Investasi
Kebutuhan Biaya Investasi
1). Sewa lahan 0,5 ha selama 5 tahun = Rp. 3.500.000,00
2). Perairan = Rp. 2.000.000,00
Jumlah Biaya Investasi = Rp. 5.500.000,00
Biaya investasi selama lima tahun dapat di hitung biaya penyusutan setiap tahunnya yaitu sebagai berikut : Rp 5.500.000,00 : 5 = Rp. 1.100.000,00 . Dalam rangka kerja sama usaha mengikuti program kemitraan terpadu (PKT), maka usaha Menengah dan atau Usaha Besar (UM/UB) sebagai inti melakukan pembinaan dalam hal penyediaan sarana produksi, pemasaran, pembinaan teknis termasuk pembiayaan dalam hal ini dapat berfungsi sebagai penjamin (avalist) dan memberikan pembinaan dalam pengelolaan keuangan. Dalam hal yang terakhir UB dapat membina agar UK menyisihkan dana penyusutan investasi tersebut di atas sebagai simpanan di bank, yaitu berupa cadangan bagi penyusutan penggantian investasi tetap atau untuk keperluan produktif lainnya.
Penjualan
Dalam program kemitraan terpadu (PKT) dimana pemasaran sebagai salah satu komponen kemitraan di mana UB menampung produksi yang dihasilkan oleh UK, dengan harga yang telah di sepakati bersama dan tertuang dalam nota kesepakatan kerjasama usaha kemitraan dan berdasarkan kepada prinsip saling menguntungkan kedua belah pihak. Seperti telah di jelaskan di atas bahwa gambaran harga pokok produksi telah di jelaskan di atas.
Titik-titik kritis yang kemungkinan terjadi mengenai harga keluaran (output), adalah terutama di sebabkan oleh pola tanam dan pola panen yang tidak teratur sehingga panen bisa terjadi pada saat bersamaan akibatnya produksi cabai cukup berlimpah di pasaran, yang berakibat kepada harga yang rendah. Sementara pada musim/waktu tertentu cabai tidak tersedia cukup di pasaran mengakibatkan fluktuasi harga yang tidak di inginkan, hal ini akan merugikan semua pihak terutama UK.